Pagi yang cerah dengan agak sedikit berkabut mengawali blusuk'anku kali ini. Dengan kendaraan yang selalu setia mendampingi disetiap blusuk'anku (Supra Fit), beserta seorang kawan (yang sejak kecil bernama Eko) yang pagi-pagi buta sudah kugedor-gedor pintu kamar kostnya dan kuseret untuk menemani secuil hobiku yang menurut kebanyakan orang aneh untuk dijadikan sebuah hobi. Ya....hari itu sabtu tanggal 18 Oktober 2014 tepat jam 7 pagi kumulai perjalananku. Perjalanan yang menurutku syahdu, ketika kami berusaha berjalan diantara dua buah gunung nan megah yaitu Gunung Merapi yang kadang terbangun dan mengagetkan ribuan penduduk yang mendiami punggungnya dan Gunung Merbabu yang telah lama tidur tenang dalam kedamaiannya. Meski dengan jalan yang berkelok-kelok dan penuh ribuan lubang menganga yang seakan-akan siap untuk menjebak perjalanku. Namun semua itu tak kuhiraukan, kualihkan perhatianku dengan memandangi gunung nan megah beserta udara sejuk yang menyertainya. Setelah sekitar dua jam kami melakukan perjalanan, tibalah kami di sebuah daerah bernama Salam yaitu sebuah Kecamatan paling timur yang masih termasuk bagian dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan DIY. Ya...memang daerah inilah yang kami cari, karena ketiga Candi tujuan blusuk'anku kali ini semuanya berada didaerah ini. Candi pertama yang jadi tujuan blusuk'anku adalah Candi Losari. Sebenarnya untuk mencari lokasi Candi Losari itu sangat mudah, tapi karena ketiadaan sebuah papan (yang seyogyanya dengan susunan kata-kata indahnya, menuntun seseorang menuju ke lokasi yang dituju) membuat kebanyakan orang sering tersesat ketika mencari lokasi Candi Losari. Untuk mencari Candi Losari rutenya lewat saja jalan Jogja-Magelang, kalau dari arah Jogja setelah jembatan timbang Salam maju sedikit maka akan ada gang kecil dikiri jalan, masuklah ke gang tersebut maka nanti sekitar 500m akan sampai di Candi Losari di kiri jalan.
 |
Candi Losari |
Candi Losari berada di Dusun Losari, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Losari adalah Candi yang berlatar belakang agama Hindu yaitu ditandai dengan temuan sebuah bangunan Candi Induk menghadap ketimur dan tiga buah Candi Perwara (pendamping) mengahadap kebarat didepan Candi Induk. Menurut informasi dari mas dan mbak (sepasang suami istri yang menjaga Candi Losari yang sampai kami meninggalkan dari Candi Losari tak pernah tau siapa namanya), Candi ini diketemukan pertama kali tahun 2004 oleh orang tuanya yaitu Bapak Badri sang pemilik kebun salak yang pada waktu itu sedang menggali parit untuk mengari tanaman salaknya. Tetapi disela-sela menggali parit, pak badri menemukan beberapa bongkahan batu berukir komponen dari sebuah Candi, yang kemudian oleh bapak badri batu-batu tersebut dikumpulkan dirumanya untuk diamankan. Kemudian pak badri menindak lanjuti temuan tersebut dengan melaporkan kepada lembaga yang berwenang untuk kemudian ditindak lanjuti dengan proses penggalian. Proses penggalian sedalam kira-kira 6 m ini akhirnya memunculkan satu buah Candi Induk yang telah runtuh, tiga Candi Perwara yang satu diantaranya masih kelihatan agak utuh meskipun bagian puncaknya telah runtuh dan beberapa Arca yang bercorak Hindu yang kini telah diamankan oleh pihak yang berwenang. Sekarang lokasi Candi Losari ini telah dipagari dan diberi cungkup besar untuk melindungi Candi dari panas matahari dan hujan, serta sebuah tangga untuk pengunjung agar bisa turun untuk melihat lebih dekat kondisi Candi. Menurut mas yang menjaga Candi Losari kedatangan saya ke Candi Losari ini merupakan waktu yang tepat karena air sedang surut dan bisa melihat lebih dekat kondisi Candi. Apabila datang pada musim penghujan kemungkinan besar pengunjung tidak akan bisa turun karena ketinggian air bisa mencapai setengah badan Candi bahkan lebih, jadi pengunjung tidak bisa melihat Candi dari dekat. Air di Candi Losari bukanlah air tampungan dari air hujan tetapi air yang keluar dari dalam tanah tempat Candi Losari berdiri. Jadi meskipun Candi ini sudah diberi cungkup untuk melindungi dari hujan, pada saat musim penghujan Candi ini akan tetap terendam oleh air. Disarankan apabila ingin mengunjungi Candi Losari datanglah disaat musim kemarau.
 |
Candi Induk Losari yang telah runtuh |
 |
Candi Perwara Losari I |
 |
Candi Perwara Losari II |
 |
Candi Perwara Losari III |
 |
Yoni tanpa lingga yang ditemukan di lokasi Candi Losari |
 |
Reruntuhan Ratna Candi Losari |
 |
Reruntuhan Makara Candi Losari |
 |
Potongan kaki dan sebagian tubuh Arca Candi Losari |
 |
Ragam hias ukiran di Candi Perwara Losari |
 |
Aku di Candi Losari |
 |
Eko ngeksis di Candi Losari |
 |
Papan nama Benda Cagar Budaya Candi Losari |
Tidak terasa waktu sudah semakin siang, matahari pun sudah menunjukan wajahnya yang semakin panas. Alhasil kusudahi blusuk'an di Candi Losari karena masih ada dua lokasi lagi yang harus kami kunjungi dan dengan membawa beberapa jepretan gambar yang seadanya, kutinggalkan Candi Losari menuju ke Tujuan kami selanjutnya yaitu Candi Gunungwukir. Demikian blusuk'anku di Candi Losari semoga dapat menjadi informasi yang bermanfaat untuk berwisata ke Candi-candi dan Situs-situs. Salam Blusuk'an Golek Watu. ^_^
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete