Sunday, February 8, 2015

Candi Dieng

Tanggal 3 Februari 2015 adalah blusuk'an pertamaku di tahun 2015. Tidak tanggung-tanggung, tujuanku adalah komplek Candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Bersama seorang teman yaitu Eko, kami berangkat menuju Dieng. Kami berangkat dari Solo jam 3 pagi dengan rute Solo-Bandungan-Ngadirejo-Tambi-Dieng. Jalan yang kami pilih adalah jalan alternatif yang tidak banyak dilewati kendaraan besar dan tentunya jalan rusak itu sudah menjadi resiko. Tetapi pemandangan yang apik selalu bisa kami temukan ketika memilih jalan alternatif. Gunung, pegunungan, hutan, sawah dan pedesaan menyuguhkan panoramanya yang indah, seakan menyambut setiap orang yang melewatinya. Setelah kira-kira perjalanan 5 jam berkendara dengan sepeda motor tepat pukul 8 kami tiba di daerah wisata Dataran Tinggi Dieng. Suasana sejuk dengan sedikit kabut yang menyelimuti puncak gunung-gunung yang mengelilingi Dieng seakan menyambut dan mengucapkan selamat pagi dan selamat datang. Ada berbagai macam tujuan wisata di Dataran Tinggi Dieng yaitu terdapat wisata berupa Telaga, Kawah, Museum dan Kompleks Candi yang tersebar dibeberarapa tempat. Semua tentunya menarik, tetapi tujuan utamaku berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng adalah untuk melihat lebih dekat dan mengagumi Candi-candi yang selama ratusan tahun telah berdiri dan menjadi bukti keagungan leluhur kita dijaman dahulu.
Candi Dieng terdiri dari beberapa Candi yang terbagi dalam beberapa kompleks dan tersebar di beberapa lokasi di kawasan wisata Dieng. Secara administratif Candi di Dataran Tinggi Dieng masuk wilayah Kabupaten Bajarnegara, Jawa Tengah. Candi Dieng adalah Candi yang bercorak Agama Hindu yaitu ditandai dengan adanya temuan yoni di bilik beberapa Candi, puncak Candi yang berupa Ratna dan konon ditemukan Arca Dewa Siwa yang sekarang sudah diamankan di Museum Nasional Jakarta. Menurut beberapa artikel yang saya baca, Candi Dieng ini ditemukan kembali pertamakali pada tahun 1814 oleh orang berkewarganegaraan Inggris yang sedang berwisata di daerah Dieng. Ketika itu dia melihat sekumpulan Candi yang tenggelam oleh air telaga. Candi Dieng diperkirakan dibangun kisaran abad 8-9 Masehi, pada masa pemerintahan Raja-raja Wangsa Sanjaya. Disekitar Candi Arjuna juga pernah ditemukan sebuah Prasasti yang berangka tahun 808 M dengan huruf Jawa kuno. Pada tahun 1856 orang berkewarganegaraan Belada bernama Van Kinsbergen mengupayakan pengeringan air telaga yang menggenangi Candi. Kemudian pada tahun 1864 pemerintah hindia belanda melanjutkan dengan upaya pembersihan komplek Candi dan kemudian pencatatan dan pengambilan gambar Candi oleh Van Kinsbergen. Luas keseluruhan kompleks Candi Dieng adalah 1.8x0.8 Km2. Candi Dieng terbagi dari beberapa Kompleks yang semuanya dinamai dengan nama-nama tokoh wayang dalam Epos Mahabharata. Kompleks-kompleks dalam Candi Dieng yaitu diantaranya: Kompleks Candi Bima, Kompleks Candi Gatotkaca, Kompleks Candi Setyaki, Kompleks Candi Arjuna, Kompleks Dharmasala dan Komplek Candi Dwarawati.

Kompleks Candi Bima

Candi Bima
Kompleks Candi Bima terdiri dari satu Candi yang menhadap ketimur. Candi Bima terletak paling selatan diantara Candi-candi yang lain yaitu letaknya diatas bukit yang berdekatan dengan lokasi Kawah Sikidang. Candi Bima adalah Candi yang terbesar diantara seluruh Candi yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Candi Bima juga memiliki bentuk Candi yang unik yang berbeda dengan bentuk Candi-candi pada umunya di Jawa Tengah. Bentuk dari Candi Bima lebih mirip dengan kuil-kuil yang terdapat di India. Candi Bima memiliki bentuk segi empat dengan satu pintu masuk kedalam bilik dan relung diketiga sisinya. Candi Bima memiliki lima tingkat dengan hiasan Kudu (wajah manusia yang seperti menengok dari bilik) disetiap tingkatnya dan Ratna sebagai puncaknya. Jika dilihat Ratna Candi Bima mirip dengan Ratna Candi Selogriyo, di lereng timur Gunung Sumbing, Magelang.

Candi Bima tampak samping

Kudu Candi Bima

Kudu Candi Bima

Yoni didalam Bilik Candi Bima

Eko di Candi Bima

Aku di Candi Bima

Candi Bima tampak dari luar pagar

Papan nama Cagar Budaya Candi Bima

Kompleks Candi Gatotkaca
Kompleks Candi Gatotkaca berada di pinggir jalan satu jalur setelah lokasi Kompleks Candi Bima. Kompleks Candi Gatotkaca berhadapan langsung dengan lokasi Museum Kailasa dan taman yang ada di sekitar Museum.

Candi Gatotkaca
Kompleks Candi Gatotkaca terdiri dari 5 Candi yaitu: Candi Gatotkaca, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk dan Candi Gareng. Namun yang masih utuh dan dapat dilihat sampai sekarang hanya Candi Gatotkaca dan beberapa batu reruntuhan Candi saja. Sedangkan 4 Candi yang lain telah runtuh. Candi Gatotkaca berbentuk segi empat, menghadap kebarat dengan satu pintu masuk ke bilik utama dan tiga relung diketiga sisi yang lain dan puncak yang telah runtuh. Saat saya berkunjung ke Candi Gatotkaca, Candi Gatotkaca sedang dalam proses pembersihan oleh petugas setempat, jadi terdapat tangga di samping kanan Candi.

Candi Gatotkaca sedang dibersihkan oleh petugas

Candi Gatotkaca tampak belakang

Lingga di sekitar Candi Gatotkaca

Batu penyusun Candi

Batu Penyusun Candi

Eko di Candi Gatotkaca

Aku di Candi Gatotkaca

Papan nama Cagar Budaya Candi Gatotkaca

Kompleks Candi Setyaki
Dari Kompleks Candi Gatotkaca, kulanjutkan menuju Kompleks Candi Setyaki. Seharusnya Kompleks Candi Setyaki dicapai dari lokasi Kompleks Candi Arjuna tetapi karena kami dari Kompleks Candi Gatotkaca kuputuskan untuk melewati jalan dari tanah untuk lebih menyingkat waktu perjalanan menuju Kompleks Candi Setyaki.

Candi Setyaki
Kompleks Candi Setyaki terdiri dari satu Candi yang menghadap kebarat, satu reruntuhan kaki Candi dan beberapa reruntuhan batu Candi yang diletakan disekitar Candi. Candi Setyaki ini memiliki makara dan anak tangga untuk masuk kedalam bilik dan Yoni yang telah rusak didalam biliknya, serta memiliki empat relung diketiga sisinya. Atap dari Candi Setyaki juga telah runtuh, sehingga Candi Setyaki berlubang diatasnya atau tanpa atap. Yang unik dari Candi Setyaki ini banyak terdapat relief hewan disetiap sisi Candi.

Relief Rusa di Candi Setyaki

Relief Singa di Candi Setyaki

Relief Gana di Candi Setyaki

Relief Monyet di Candi Setyaki

Yoni Candi Setyaki

Bekas reruntuhan kaki Candi

Reruntuhan Batu penyusun Candi

Reruntuhan Batu penyusun Candi

Candi Setyaki tampak belakang

Eko di Candi Setyaki

Aku di Candi Setyaki

Cagar budaya Candi Setyaki

Papan nama Cagar Budaya Candi Setyaki

Kompleks Candi Arjuna

Kompleks Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna terdiri dari 5 Candi dan merupakan yang  terlengkap yaitu terdiri dari Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa dan Candi Sembadra. Sebagian besar Candi dalam Kompleks Candi Arjuna ini masih dalam keadaan utuh. Empat Candi menghadap kebarat dan satu Candi menghadap ketimur yaitu Candi Semar yang berhadapan dengan Candi Arjuna.

1. Candi Arjuna

Candi Arjuna
Candi Arjuna terdiri dari satu Candi menghadap ke barat yang berhadapan langsung dengan Candi Semar didepannya. Candi Arjuna memiliki satu pintu masuk kedalam bilik yang terdapat Yoni didalamnya serta tiga relung diketiga sisinya. Jika melihat posisi Candi Arjuna yang berhadapan dengan Candi Semar, ini mirip dengan Candi Gedongsongo khusunya Candi Gedong III.

Candi Arjuna tampak Samping

Yoni dalam Bilik Candi Arjuna

Eko di Candi Arjuna

Aku di Candi Arjuna

Candi Arjuna dan Candi Semar

Nama Candi Arjuna

2. Candi Semar

Candi Semar
Candi Semar berada tepat didepan Candi Arjuna, Candi Semar berbentuk persegi panjang dengan satu pintu masuk kedalam bilik dan sembilan lubang kecil menyerupai jendela disetiap sisi Candi dengan atap berbentuk patma.

Candi Semar tampak samping

Patahan Yoni di dalam Bilik Candi Semar

Eko di Candi Semar

Aku di Candi Semar

Nama Candi Semar

3.Candi Srikandi

Candi Srikandi
Candi Srikandi berada disebelah selatan Candi Arjuna. Candi Srikandi memiliki bentuk yang unik, Candi Srikandi berbentuk persegi empat dengan satu pintu masuk menuju kadalam bilik, namun diketiga sisi lainya tanpa relung melainkan terdapat relief Dewa dan Dewi. Dimungkinkan Candi ini dulu bertingkat dua, namun sekarang tingkat tersebut telah runtuh dan hanya menyisakan tubuh Candi saja. Di depan Candi Srikandi juga terdapat susunan pondasi batu Candi, mungkin dahulu pernah berdiri sebuah Candi Perwara di depan Candi Srikandi.

Candi Srikandi tampak samping

Relief Dewa di Candi Srikandi (identik dengan Dewa Brahma)

Relief Dewa di Candi Srikandi

Relief Dewi di Candi Srikandi

Kalla Candi Srikandi

Eko di Candi Srikandi

Aku di Candi Srikandi

Nama Candi Srikandi

4.Candi Puntadewa

Candi Puntadewa
Candi Puntadewa bisa dibilang termasuk Candi yang masih cukup utuh, Candi Puntadewa memiliki satu  pintu masuk (dengan anak tangga) kedalam bilik dan relung diketiga sisinya. Candi Puntadewa diperkirakan bertingkat tiga, namun tingkat ketiga telah runtuh. Sama dengan Candi Srikandi, di depan Candi Puntadewa juga terdapat bekas bangunan pondasi sebuah Candi yang mungkin terdapat Candi Perwara di depan Candi Puntadewa. Sayang ketika kedatanganku kemarin ke Candi Puntadewa, Candi sedang dalam proses rekonstruksi terdapat batas untuk tidak mendekati bbangunan Candi.

Pondasi bekas bangunan Candi di depan Candi Puntadewa

Candi Puntadewa

Nama Candi Puntadewa

5.Candi Sembadra

Candi Sembadra
Candi Sembadra berada dipaling selatan dari keseluruhan Candi di kompleks Candi Arjuna. Candi Sembadra berbentuk persegi empat dengan satu pintu masuk kedalam bilik dan relung diketiga sisinya. Dalam Candi Sembadra ini disetiap relung, bangunannya dibuat menonjol sehingga hampir mirip dengan bangunan pintu masuk kedalam bilik.  Candi Sembadra dimungkinkan bertingkat tiga, namun tingkat ketiganya telah runtuh yang tersisa sekarang bagian tubuh Candi dan tingkat keduanya.

Candi Sembadra

Candi Sembadra

Nama Candi Sembadra

Kompleks Candi Ajuna tahun 1928 (Sumber photo: www.google.com)

Papan nama Cagar Budaya Kompleks Candi Arjuna


Kompleks Dharmasala


Sebelah timur Kompleks Candi Arjuna, tepatnya didekat jalan masuk kekompleks Candi Arjuna terdapat sebuah situs yang disebut dengan Dharmasala. Dalam situs tersebut terdapat semcam bekas umpak-umpak batu yang lebar dan memanjang mirip sebuah umpak bangunan Pendhapa. Mungkin dahulu memang terdapat sebuah bangunan Pendhapa di kompleks Dharmasala ini.

Batu-batu menyerupai lingga patok

Batu Penyusun Candi di Kompleks Dharmasala

Batu Penyusun Candi di Kompleks Dharmasala

Susunan batu menyerupai dasar dari Pendhapa

Papan nama Benda Cagar Budaya Dharmasala

Kompleks Candi Dwarawati


Kompleks Candi Dwarawati letaknya paling terpencil dibanding dengan kompleks Candi lain di Dieng. Kompleks Candi Dwarawati terletak disebuah bukit dibelakang perkampungan warga. Untuk menuju ke Kompleks Candi Dwarawati cari saja kantor polsek Dieng, didepan polsek tersebut terdapat gapura dengan tulisan jalan Dwarawati masuk kejalan tersebut ikuti jalan beraspal sampai tiba di perempatan pertama. Dari perempatan tersebut belok kiri kemudian ikuti saja jalan tersebut maka nanti akan sampai di tangga menuju Kompleks Candi Dwarawati. Untuk menuju kelokasi harus dengan jalan kaki menaiki anak tangga.

Candi Dwarawati
Terdapat 4 Candi dalam Kompleks Candi Dwarawati yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu dan Candi Margasari. Dari keempat Candi di Kompleks Candi Dwarawati, hanya Candi Dwarawati yang masih utuh, sedangkan tiga Candi lain telah runtuh. Bentuk dari Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatotkaca yaitu, berbentuk persegi empat dengan satu pintu masuk kedalam bilik dan tiga relung disetiap sisinya. Relung di ketiga sisi dibuat agak menonjol keluar. Selain dari Bangunan Candi Dwarawati juga terdapat sisa-sisa batu penyusun Candi yang diletakan disekitar Candi.
Candi Dwarawati tampak Samping

Salah satu Relung Candi Dwarawati

Kalla dan batu penyusun Candi

Kalla

Eko di Candi Dwarawati

Aku di Candi Dwarawati

Papan nama Cagar Budaya Candi Dwarawati






Telaga Warna
Sebelum beranjak pulang, kusempatkan dulu untuk mengunjungi Telaga Warna sambil beristirahat sejenak dan memandang keindahan Telaga dan alam sekitar Telaga.

Telaga Warna

Telaga Warna

Eko di Telaga Warna

Aku di Telaga Warna
Demikian Blusuk'anku di Candi Dieng. Semoga dapat menjadikan inspirasi dan panduan wisata  Candi-candi dan Situs-situs. Salam Blusuk'an Golek Watu.  ^_^






No comments:

Post a Comment