Monday, March 9, 2015

Candi Borobudur

Blusuk'an ke Candi Borobudur sebenarnya  sudah aku lakukan di tahun 2010 dan 2011 yang lalu ketika aku masih bersetatus sebagai salah satu mahasiswa sebuah  Institusi Seni di Surakarta. Kebetulan pada tahun 2010 dan 2011 pihak pengelola wisata Candi Ratuboko, Prambanan dan Borobudur menjalin kerjasama dengan Institusi Seni untuk mengadakan pertunjukan tahunan di Candi Borobudur yang bertajuk 'Mahakarya Borobudur'. Dari situlah kemudian aku ditugaskan oleh Institusi untuk ikut sebagai salah satu musisi dalam acara Mahakarya Borobudur. Dari pihak penyelenggara, para musisi dan penari Mahakarya Borobudur mendapatkan keuntungan yaitu akses masuk gratis di kompleks Candi Borobudur. Kesempatan itu tidak kusia-siakan begitu saja, begitu ada waktu senggang setelah latihan, kusempatkan untuk  blusuk'an ke Candi Borobudur bersama teman-teman sesama musisi.

Candi Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kacamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah Candi Budha terbesar di Indonesia dan termasuk dalam salah satu 7 keajaiban dunia. Candi Borobudur juga ditetapkan sebegai situs warisan dunia oleh UNESCO. Candi Borobudur adalah bangunan Budha peninggalan wangsa Syailendra yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 yaitu dengan kurun waktu antara tahun 760 dan 830 M  dan diperkirakan rampung dimasa pemerintahan prabu Samaratungga. Salah satu prasasti yang berisi tentang Candi Borobudur adalah Prasasti Kayumwungan yang diantaranya berisi tentang pendirian sebuah bangunan suci berupa Vihara oleh seorang raja. Kabar mengenai penemuan kembali Candi Borobudur santer terdengar sekitar tahun 1814 yang pada saat itu wilayah Jawa sedang dikuasi oleh Inggris. Kemudian Thomas Stamford Raffles yang saat itu bertindak sebagai gubernur jendral di Jawa mengutus H.C. Cornelius seorang insinyur belanda untuk mendatangi hutan di dekat desa bumisegoro dimana bangunan besar itu ditemukan. Selama dua bulan Cornelius dan 200 anak buahnya menebang pepohonan dan semak belukar yang menutupi lokasi penemuan dan juga berhasil membersihkan lapisan tanah yang mengubur Candi. Karena ancaman longsor, Cornelius dan anak buahnya tidak dapat meneruskan menggali dan membersihkan seluruh lorong. Kemudian oleh Cornelius penemuan ini dilaporkan kepada Raffles dengan menyertakan gambar sketsa Candi Borobudur. Kemudian pada tahun 1835, Hartmann seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di karisidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius dengan menggali dan menampakkan keseluruhan bangunan Candi. Setelah Hartmann beberapa ilmuwan asing lain juga sempat meneliti Candi Borobudur yaitu F.C. Wilsen, dalam penelitiannya Wilsen sempat menggambar ratusan sketsa relief Candi Borobudur. J.F.G Brumund juga pernah meneliti secara terperinci mengenai Candi Borobudur dan rampung sekitar tahun 1859. Berdasarkan sumber dari Wilsen dan Brumund, C. Leemans melanjutkan penelitian dan berhasil menerbitkan monograf pertama tentang Candi Borobudur pada tahun 1873. Kemudian Isidore Van Kinsbergen pada tahun 1873 berhasil mengambil foto Candi Borobudur untuk pertamakalinya. Pemugaran Candi Borobudur pertamakali dilakukan pada tahun 1907 dan 1911 oleh Theodor Van Erp yaitu dengan mengatur kembali sudut-sudut bangunan, memindahkan batu yang membahayakan batu lain didekatnya, memperkuat pagar langakan pertama, memugar beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama. Pemugaran besar-besarn kemudian dilakukan oleh Indonesia dan UNESCO pada tahun 1975 dan 1982 yang melibatkan 600 orang. Setelah renovasi, kemudian di tahun 1991 UNESCO secara resmi memasukan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia. Candi Borobudur terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Budha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma). Candi Borobudur dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Budha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kamadhatu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan. Relief-relief di Candi Borobudur yaitu diantaranya: Relief cerita Mahakarmmawibangga(Karmmawibangga), Relief cerita Lalitavistara, Relief cerita Jataka/Awadana, Relief cerita Gandawyuha dan  Bhadracari. Relief-relief dalam Candi Borobudur menceritakan tentang hukum karma atau hukum sebab-akibat, cerita tentang Siddharta Gautama yang mencapai kesempurnaan dan beberapa kebaikan ajaran-ajaran Budha. Disaat Waisak Candi Borobudur menjadi pusat peribadatan umat Budha khusunya di Jawa dengan ritual yang dimulai dari Candi Mendut, Candi Pawon dan kemudian di Candi Borobudur.

Candi Borobudur

Beberapa Arca Budha dalam Relung

Beberapa Arca Budha dalam Relung

Salah satu Relief di Candi Borobudur

Salah satu Relief di Candi Borobudur

Salah satu Relief di Candi Borobudur

Stupa utama Candi Borobudur

Aku di Candi Borobudur

Teman-teman sesama musisi Mahakarya Borobudur
Blusuk'anku ke Candi Borobudur di tahun 2011

Panggung pementasan Mahakarya Borobudur

Candi Borobudur tampak depan

Aku di Candi Borobudur

Aku dan teman-teman sesama musisi Mahakarya Borobudur

Batu penyusun Candi di Kompleks Candi Borobudur

Candi Borobudur dilihat dari panggung pementasan

Aku dan teman-teman sesama musisi Mahakarya Borobudur

Aku dan teman-teman sesama musisi Mahakarya Borobudur
Demikian Blusuk'anku di Candi Borobudur semoga dapat menjadi informasi blusuk'an ke Candi-candi dan Situs-situs. Salam Blusuk'an Golek Watu. ^_^



No comments:

Post a Comment